Al Qur’an sebagai Kitab Peradaban

Al Qur’an sebagai Kitab Peradaban
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir/ Foto: Tangkap layar YouTube tvMu Channel.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyebutkan bahwa Al Qur’an selain sebagai kitab suci yang diturunkan untuk umat Islam, juga sebagai kitab peradaban atau kitab al hadharah. Menurutnya salah satu bukti Al Qur’an sebagai kitab peradaban adalah perintah pertama yang sifatnya universal, yaitu membaca.

Haedar menambahkan, membaca dalam perintah tersebut diarahkan supaya melibatkan akal pikiran dan mendalam. Sehingga menghasilkan riset, serta masuk dalam segala kegiatan berpikir dan memperdalam maupun memperluas keilmuan.

“Perintah iqra disitulah kunci risalah Islam dalam membangun peradaban. Dari iqra lahir berbagai macam pemikiran, yang pemikiran itu melahirkan peradaban,” tegasnya dalam Kajian Nuzulul Qur’an yang diadakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (17/3).

Dikatakan Haedar, peradaban yang dibangun oleh Islam semangatnya lahir dari agama. Kenyataan itu berkebalikan dengan peradaban Barat modern yang lahir justru menjadi antitesis agama di sana masa itu.

“Peradaban maju lahir dari addin. Dan iqranya bukan sembarang iqra,….. membaca atas nama Tuhan,” lanjutnya.

Selain itu, Haedar menjelaskan titik beda peradaban Barat dan Islam. Peradaban Islam dibangun atas kesadaran agama, tentu saja yang bersumber dari Al Qur’an.

Dalam peradaban Islam, Al Qur’an menjadi sumber inspirasi lahirnya keilmuan baik keilmuan di bidang keagamaan maupun keilmuan umum.

Antara ulama yang concern di bidang keagamaan maupun umum diminta Haedar supaya tidak saling menegasikan. Sebab keduanya memiliki ‘bobot’ dan kesulitan masing-masing. Apalagi dalam peradaban Islam kedua bidang ilmu tersebut lahir dari sumber yang sama yaitu Al Qur’an.

Haedar mengatakan, tokoh-tokoh penting bidang ilmu umum dari Islam juga menjadi rujukan otoritatif bagi para ilmuwan Barat modern. Bahkan, tokoh-tokoh ilmuwan penting dunia yang lahir dari rahim peradaban Islam itu semuanya adalah ahli Al Qur’an, mereka juga belajar filsafat.

Tak hanya melahirkan tokoh, Al Qur’an juga menginspirasi berdirinya institusi ilmu seperti Baitul Hikmah dan banyaknya Perpustakaan di Cordoba dan Baghdad yang berisi ribuan literatur ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, Haedar berpesan supaya ulama-ulama Islam tidak terjebak dalam perdebatan fikih. Sebab informasi yang disampaikan atau yang dikandung dalam Al Qur’an tentang keilmuan umum begitu melimpah.

“Al Qur’an itu hanya tidak lebih sepuluh persen yang isinya menjelaskan fikih. Sementara selebihnya adalah ilmu yang sangat luas,” kata Haedar.

Saksikan Pembukaan Pengajian Ramadan 1446H PP Muhammadiyah