Sepuluh Pesan Penting Puasa Ramadan Menghadirkan Pencerahan

TVMU.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto mengajak kepada seluruh umat muslim supaya puasa Ramadan yang dijalankan menghadirkan pencerahan.
Demikian hal itu disampaikannya dalam konferensi pers tekait hasil hisab awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1446 H di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (12/2).
“Bagi segenap kaum muslim, mari jadikan puasa dan ibadah Ramadan lainnya sebagai jalan baru kerohanian untuk melahirkan pencerahan hidup, baik pencerahan dalam beragama maupun menjalani kehidupan keseluruhan,” ucap Agung Danarto.
Selain itu, Agung Danarto menyampaikan sepuluh pesan penting PP Muhammadiyah menjalankan puasa di bulan Ramadan agar menghadirkan pencerahan.
Pertama, muslim perlu menampilkan keteladanan diri dalam perilaku dan pengamalan keagamaan yang mendamaikan, menyatukan, mencerdaskan, memajukan, dan menebar kebajikan.
Kedua, puasa Ramadan dapat menghadirkan pencerahan rohani yang multiaspek, sehingga setiap muslim bisa menebar kemaslahatan baik bagi diri maupun lingkungannya.
“Berpuasa yang mencerahkan diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ihsan, dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia tanpa diskriminasi,” lanjut Agung Danarto.
Ketiga, puasa dan ibadah lain di bulan Ramadan diharapkan menjadikan wahana membentuk diri seorang muslim sebagai insan yang akhlak dan tindakannya tercerahkan, sehingga menghasilkan muslim yang tidak pola hidupnya tidak boros.
Menurut Agung Danarto, buah lain dari muslim yang tercerahkan adalah terbangunnya hubungan di media sosial yang senantiasa menebar kebaikan dan keluhuran nilai.
Keempat, berpuasa yang mencerahkan dapat menghadirkan spiritualitas keberagamaan yang berjiwa Al Ma’un, yang mengasah kepedulian sosial dan panggilan memberikan jawaban atas permasalahan kemanusiaan.
Kelima, ibadah puasa momentum untuk membangun karakter manusia Indonesia yang religius dan berkeadaban luhur. Sehingga, Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang mengembangkan nilai spiritualitas, soliditas, disiplin, maju, dan unggul.
Keenam, muslim dapat memetik hikmah beragama dan berperi kehidupan yang serba utama dari khusyuknya puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadan – tidak memperuncing perbedaan dan memperkaya toleransi yang tulus.
“Perbedaan dalam praktik ibadah hendaknya makin memperkaya toleransi yang tulus dengan mengedepankan ukhuwah seluruh umat, yang terbebas dari ananiyah hizbiyah atau keakuan kelompok yang mengoyak rumah kemajemukan milik bersama,” kata Agung Danarto.
Ketujuh, Ramadan momentum meneguhkan keluarga sakinah guna meningkatkan ikatan kuat kekeluargaan, edukasi bagi anak-anak kala libur sekolah, menjalin hubungan bermasyarakat, dan menjadikan rumah sebagai tempat kedamaian dan wadah menyelesaikan masalah.
Kedelapan, hendaknya puasa melahirkan sikap efisien, hemat, dan menjauhi pemborosan. Bagi pejabat publik Puasa Ramadan sebagai kesempatan untuk memiliki kerohanian luhur yang menjunjung tinggi amanat rakyat.
“Pergunakan kekuasaan untuk kepentingan hajat hidup publik. Tunaikan tugas sebagai pengkhidmatan terbaik untuk mencerdaskan, menyejahterakan, dan memajukan kehidupan bangsa,” jelas Agung.
Kesembilan ditujukan khususnya kepada tokoh nasional maupun daerah, hendaknya mereka menjadikan Ramadan sebagai bulan introspeksi ketika menjalankan amanat dan kebijakan yang memberi kemaslahatan sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara.
Terakhir, pemimpin negeri dan tokoh umat diharapkan mengembangkan mozaik ilmu dan hikmah yang tinggi sehingga memiliki sikap adil, ihsan, bermoral, cendekia dan memberi teladan baik.
Saksikan Live Streaming Konferensi Pers Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijah 1446 H
Comments (0)