'Aisyiyah Tekan Angka Perceraian dan Kekerasan pada Perempuan Melalui Qoryah Toyyibah

'Aisyiyah Tekan Angka Perceraian dan Kekerasan pada Perempuan Melalui Qoryah Toyyibah
Ketua Umum PP 'Aisyiyah, Salmah Orbayinah dalam acara Dialog Ideopolitor ke-2 di UNISA Yogyakarta, Sabtu (13/5). Foto: muhammadiyah.or.id.

TVMU.TV - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyebutkan angka perceraian dan kasus kekerasan berbasis gender terus mengalami peningkatan. Oleh karenanya, ia mendorong kader ‘Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah bergerak memberi solusi.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan penyebab perceraian didominasi karena motif ekonomi, lalu disusul karena terjadinya pernikahan dini atau anak-anak. Melihat beberapa motif tersebut, Salmah Orbayinah menilai bahwa pihak yang paling dirugikan dalam persoalan ini adalah perempuan.

“Satu dari empat perempuan menikah itu ketika anak-anak, jadi hampir seperempat perempuan atau 24 persen dalam perkara perceraian menikah ketika masih anak-anak. Tetapi pada laki-laki hanya 2 persen yang menikah ketika masih anak-anak,” kata Salmah Orbayinah dalam acara Dialog Ideopolitor gelombang ke-2 di UNISA Yogyakarta pada, Ahad (14/5).

Tak lupa, dosen Fakultas Kesehatan UMY ini pun berpesan kepada kader ‘Aisyiyah agar memberi perhatian terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini.

Dia menyebutkan, bahwa Kasus Kekerasan Berbasis Gender (KGB) yang terjadi malah juga dilakukan oleh pejabat publik seperti ASN, tenaga medis, dan aparat penegak hukum.

“Kekerasan terhadap perempuan justru dilakukan oleh kelompok yang seharusnya jadi pelindung,… Dan ini menunjukkan persentase sebesar sembilan persen dari jumlah total pelaku,” sebutnya.

Tidak hanya pada lingkup nasional, Salmah Orbayinah mengatakan perempuan Indonesia yang tersebar di beberapa negara sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga sering mengalami kekerasan. Bahkan pada 2022 jumlahnya naik 10,8 persen.

Terkait fenomena kekerasan yang dialami perempuan dan anak, Salmah Orbayinah mengatakan Muhammadiyah dan 'Aisyiyah telah menyusun program Penguatan Ketahanan Keluarga berbasis Keluarga Sakinah dengan Gerakan Qoryah Toyyibah.

“Menjadikan keluarga sebagai wahana dalam membudayakan hidup bersih, sehat dan green secara holistik, yang akan menguatkan kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Ia menyampaikan gerakan ini memiliki kaitan erat dengan masalah dampak perubahan iklim, di mana perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak, namun disisi lain secara bersamaan perempuan juga memiliki peran penting dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Dalam Gerakan Qoryah Toyyibah, Salmah Orbayinah mengatakan ada lima pilar pembinaan keluarga Sakinah yang meliputi pembinaan spiritual, pembinaan pendidikan, pembinaan ekonomi, pembinaan kesehatan dan pengelolaan lingkungan, serta pembinaan sosial.

VIDEO: Kajian Ideopolitor PWM DKI Jakarta